Senin, 18 Oktober 2010

kisah memilukan sang ibu

lusa kemaren saya mendapat telfon dari mbak saya di rumah, mbak memberi kabar bahwa ada tetangga yang hari jumat kemaren meninggal.tetangga - tetanggaku mengenal ibu itu dengan nama ibu Suparti. ia mempunyai 3 orang anak, perempuan semua, yang satu baru lulus sma tahun ini, satu baru memasuki kelas 3 smp sekarang, yang paling bontot sendiri baru menginjak di kelas 6 sekolah dasar. nasib malang menimpa bu parti ini. ibu paruh baya itu 4 tahun yang lalu didiagnosa oleh dokter menderita penyakit gula (Diabetes mellitus)dan penyakit ginjal. sejak saat itu, suami yang seharusnya menyayanginya mengusirnya dari rumahnya sendiri. itu pun tidak ada alasan yang jelas, kenapa suaminya itu mengusirnya dari rumah. Apa gara - gara bu parti sudah penyakitan atau karena sebab lain, saya kurang mengetahuinya. Bu Parti dengan sangat terpaksa harus pindah dari rumahnya itu ke rumah orang tuanya di Desa Mijen, Demak. Rumah sederhana yang dibangunnya, dari mengumpulkan gaji hasil jerih payahnya sewaktu bekerja menjadi tenaga kerja indonesia (TKI) di Malaysia itu dieksploitasi oleh suaminya. dua anak terbesarnya pun lebih memihak kepada bapaknya dibandingkan dengan ibunya sendiri yang tekah mengandung dan melahirkan mereka. mereka rasanya sudah menganggapnya bu parti adalah orang lain. jujur saja saya tidak tahu apa alasan mereka berbuat seperti itu. semenjak tinggal di rumah orang tuanya itu, bu parti ditemani anak perempuannya yang paling kecil. ia lah yang merawat ibunya, dan tiap hari ke sekolah menggunakan angkot, karena ia tidak pindah sekolah. meskipun bu parti teraniaya seperti itu, bu parti tetap menerimanya dengan lapang. iapun tidak langsung jatuh dan bermalasan di rumah. dengan tubuh merasa kesakitan bu parti tetap menjalankan kewajibannya sebagai ibu dan tetap berjualan untuk bisa menyambung hidup dengan anak perempuan kecilnya itu. salut saya dengan semangat yang ditunjukkan oleh bu parti itu. namun dibalik semangatnya itu, tubuh bu parti semakin lama semakin lemah, dan bu parti pun kian lama tambah kurus. perjuangan bu parti melawan penyakit Diabetesnya itupun akhirnya usai. tepat hari jumat tanggal 15 Oktober 2010 kemaren bu Parti menghembuskan nafas terakhirnya di PUSKESMAS daerah setempat. Namun, kesedihan bu parti tidak sampai itu, meskipun sudah meninggal, ia tetap dicampakkan oleh suaminya. jenazah bu parti di bawa ke rumahnya di kalipucang wetan rt 1. akan tetapi suaminya tidak membolehkan jenazah bu parti dimasukkan ke dalam rumah idamannya itu. akhirnya jenazah bu parti pun semalaman hanya disemayamkan di teras rumah kecilnya itu. Ya Allah semoga Bu Parti Engkau terima amal dan ibadahnya selama hidup di Dunia. Bahagiakan ia di Samping Mu, Berikanlah tempat yang terbaik di Sisi Mu ya Allah, aminn



itulah sepenggal kisah nyata yang mungkin saja membuat kita sadar bahwa meskipun kita diberikan ujian oleh Allah beupa sakit kita harus selalu menjalankan kewajiban kita kepada Nya, dan seharusnya kita selalu menyayangi suami, istri, anak dan saudara kita meskipun ada kekurangan dalam diri kita, kita dihadapan Allah adalah sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar